Tahap Terapi Untuk Penanganan Gangguan Kepribadian Narsistik

Deeptalk.co.id – Gangguan kepribadian narsistik yang tergolong ke dalam Gangguan Kepribadian Cluster B memiliki ciri umum yakni kebutuhan akan pengakuan dan perhatian dari orang lain. Ciri tersebut pun disertai dengan perasaan minim empati terhadap orang lain, sehingga menyebabkan penderita narsistik kesulitan dalam membangun hubungan secara sosial. Perlu beberapa tahap untuk terapi penanganan gangguan kepribadian narsistik hingga penderita bisa merasa lebih baik.

 

Artikel ini akan menjelaskan beberapa tahapan penyembuhan gangguan kepribadian narsistik secara lebih rinci. Dengan demikian, akan membantu penderita untuk mengatasi kesulitan dalam memahami perasaan orang lain. Serta membantunya secara bertahap dalam membangun hubungan dengan lingkungan sosialnya.

 

Tahap terapi penanganan gangguan narsistik (cr : Adam Muiz)

 

10 Tahap Terapi Untuk Penanganan Gangguan Kepribadian Narsistik

 

Pada proses pengobatan atau terapi untuk penanganan gangguan kepribadian narsistik sebenarnya ada berbagai bentuknya. Setiap terapi pun memiliki proses yang berbeda-beda pula. Termasuk Ellnor Greenberg yang memiliki metodenya sendiri melalui pengalamannya merawat penderita narsistik selama lebih 40 tahun.

 

Melalui artikel yang diunggah Psychology Today, Greenberg pun membagi metode yang ia gunakan ke dalam 10 tahapan terapi untuk penanganan gangguan kepribadian narsistik. Berikut ke sepuluh tahapan terapi tersebut.

 

Tahap 1 : Peredaan Gejala

 

Peredaan gejala narsistik oleh terapis (cr : Universitas Airlangga)

 

Gangguan kepribadian narsistik sebenarnya tidak dapat sembuh total, pun penderita melakukan terapi untuk mengelola gejala yang mereka alami. Sehingga mereka bisa mendapatkan perasaan yang lega dan lebih tenang. Setelah melakukan terapi, pasien akan merasa lebih baik dari sebelumnya.

 

Tahap 2: Hindari Rasa Sakit di Masa Depan

 

Walaupun hanya dapat mengelola gejala gangguan, terapi juga bisa memberikan efek yang lebih jika pasien NPD mampu melakukan refleksi diri. Ini dapat digunakan untuk memahami pemicu gangguan, kemudian dapat mengembangkan rencana yang akan membantu dalam menghindari rasa sakit di masa depan. Tahap ini bukan untuk memahami atau mengubah pengaruhnya terhadap orang lain, melainkan untuk memahami dampak orang lain terhadap mereka.

 

Baca juga : Apakah Seseorang Dapat Sembuh Dari Narsistik? Berikut Penjelasannya

 

Tahap 3: Identifikasi Mekanisme Koping

 

Pada tahap ini, pasien akan dibantu dalam memahami dan mengidentifikasi pola pertahanan utamanya. Proses ini dilakukan tanpa menghakimi pasien dan mungkin melibatkan memori masa kecil serta cara mereka belajar mengatasinya.

Tahap 4: Ciptakan Mekanisme Penanganan Baru

 

Setelah mengetahui mekanisme pertahanan mereka sebagai kecenderungan strategis narsistik, inilah saatnya untuk menciptakan mekanisme baru yang lebih baik. Walaupun strategi narsistik sebelumnya tidak hilang begitu saja, terapis akan membantu secara bertahap dengan membahas cara lain agar pasien dapat memenuhi kebutuhan yang lebih konstruktif.

 

Tahap 5: Bentuk Kebiasaan Baru

 

Membentuk kebiasaan baru (cr : Yoursay)

 

Tujuan dasar tahap ini ialah untuk menghambat kebiasaan narsistik otomatis yang lama dan menggantikan pola baru yang lebih diinginkan. Sebagian besar penderita gangguan narsistik dapat dilihat mekanisme kopingnya melalui kebiasaan yang dikodekan di otak melalui koneksi saraf.

 

Jika kedua tujuan dasar tersebut diterapkan beberapa ratusan kali, metode pun akhirnya akan dikodekan di otak. Sehingga pola narsistik yang lebih tua dari koneksi saraf melemah karena kurang digunakan, dan kemudian mekanisme koping baru menjadi pola default otomatis.

 

Tahap 6: Mengidentifikasi Dampak pada Orang Lain

 

Kecenderungan empati yang kurang pada penderita NPD pun membentuk pola koping defensif narsistik yang tidak dapat mempertimbangkan dampaknya bagi orang lain. Hingga mereka akan malu setelah menyadarinya ketika mereka memiliki pola koping yang lebih baru.

 

Keberhasilan mereka dalam memahami diri mereka sendiri dan membentuk kebiasaan baru menciptakan kebanggaan yang realistis. Ini memberi mereka lebih sedikit insentif untuk menjadi muluk, dan lebih banyak kemampuan untuk mentolerir gagasan bahwa hal itu dapat meningkatkan kehidupan mereka jika mereka mempertimbangkan kebutuhan orang lain.

 

Baca juga : Orang Narsistik Sebenarnya Kurang Percaya Diri? Benarkah?

 

Tahap 7: Fokus pada Nyeri Masa Kecil

 

Setelah melewati ke-enam tahap sebelumnya, hidup pasien terasa lebih tenang. Mereka telah mempelajari pemicu gangguan pada diri mereka dan mengembangkan solusinya. Kemudian, fokus pertahanan terhadap rasa malu sudah berkurang dan teralihkan dengan trauma menyakitkan di masa lalu pada proses terapi ini.

 

Jika ini berjalan dengan baik, beberapa penyembuhan terjadi dan dalam prosesnya, mereka mengembangkan empati emosional untuk diri mereka sendiri sebagai seorang anak. Mereka juga mulai mengembangkan kemampuan untuk membentuk citra diri mereka yang stabil, realistis, dan terintegrasi (Whole Object Relations).

Tahap 8: Perbarui Suara Batin

 

Memperbarui suara batin (cr : Merdeka)

 

Sebelum mereka dapat mengembangkan empati emosional untuk orang lain, kebanyakan orang dengan NPD perlu berempati dengan diri mereka sendiri. Terapis membantunya dengan menyarankan agar memeriksa bagaimana suara penuntun batin berbicara kepada mereka dan memperhatikan hal-hal berikut :

– Apakah Anda menyukai nada suara hati Anda?

– Suara itu manis, penuh kasih, kasar, atau menakutkan?

– Apakah adil?

– Apakah itu panduan yang dapat diandalkan sepanjang hidup?

– Dapatkah itu memberi Anda imbalan ketika Anda melakukannya dengan baik?

– Bisakah kamu menyenangkannya?

– Apakah itu menghukum Anda dengan rasa malu atau bersalah ketika Anda perlu dikendalikan?

– Hukumannya terlalu berat atau tidak?

– Apakah Anda benar-benar membutuhkan kekerasan seperti itu untuk mendapatkan pesannya?

 

Begitu mereka menyadari nada dan isi suara hati mereka, dan memahami bahwa cara mereka berbicara kepada diri mereka sendiri dapat diubah, terapis mengeksplorasi perubahan apa yang mungkin ingin mereka buat.

 

Membuat perubahan membutuhkan kesadaran dan kemauan untuk menantang dan menghambat suara hati. Kemudian pasien akan berlatih berbicara kepada diri mereka sendiri dengan cara baru yang mereka putuskan lebih disukai. Seperti halnya mengubah mekanisme koping, hal ini membutuhkan kewaspadaan dan banyak pengulangan.

 

Tahap 9: Empati untuk Orang Lain

 

Empati untuk orang lain (cr : Kompas.com)

 

Begitu mereka telah memahami rasa sakit yang dialami atau suara hati yang terlalu keras dan merendahkan sudah lebih terkendali, pasien dapat mulai melihat keluar pada orang lain. Jika semua berjalan dengan baik, beberapa dari klien ini akan terus mengembangkan kapasitas empati emosional mereka secara perlahan.

 

Tahap 10: Otentisitas Diri

 

Tahapan terapi ini konsisten untuk tidak menghakimi pasien dengan penurunan pertahanan mereka sehingga meningkatkan hubungan terapis dan pasien. Ini bisa memberikan perasaan tulus pasien kepada terapis karena telah melihat “sisi buruk” nya dan tidak ada hal buruk yang terjadi pada mereka.

 

Mereka mengambil langkah kecil ke depan dan mencoba dan menjadi lebih otentik dengan orang lain. Jika ini berjalan dengan baik, ketergantungan mereka pada pertahanan “diri palsu” lama mereka berkurang dan mereka menjadi lebih terbuka dan gembira.

 

 

 

 

 

Sumber :

Elinor Greenberg Ph.D. (2019). 10 Stages in the Treatment of Narcissistic Disorders. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/understanding-narcissism/201908/10-stages-in-the-treatment-narcissistic-disorders