Perbedaan Coping Mechanism dengan Defense Mechanism

Deeptalk.co.id – Setiap manusia pasti mengalami suatu masalah atau tekanan dalam hidupnya yang menimbulkan emosi negatif yang tidak nyaman. Mereka pun akan berusaha untuk mengatasi perasaan tidak nyaman akibat situasi sulit yang dihadapi agar dapat beraktivitas secara normal tanpa gangguan. Pada dunia psikologis, langkah seseorang untuk menghadapi masalah atau situasi sulit dalam hidup sering dikaitkan dengan istilah coping mechanism dan defense mechanism.
Keduanya memiliki persamaan penting yakni merupakan cara-cara untuk menghadapi situasi sulit dan masalah dalam hidup seseorang. Coping mechanism dan defense mechanism dapat memberikan seseorang cara untuk mengatasi tekanan dan rasa tidak nyaman. Dimana hal tersebut bisa berujung pada stres atau gangguan kesehatan mental yang buruk jika tidak ditangani dengan benar.
Walaupun keduanya memiliki tujuan dan manfaat yang sama, namun secara teknik bagi tubuh dan mental memiliki perbedaan yang signifikan. Artikel ini akan membahas perbedaan dari kedua teknik mengatasi perasaan tertekan ini, yakni coping mechanism dan defense mechanism.

Coping Mechanism
Coping mechanism mengacu pada strategi atau teknik yang digunakan seseorang untuk menghadapi stres atau tekanan dalam hidup mereka. Mekanisme koping yang sehat dan efektif dapat membantu seseorang menangani masalah dengan lebih baik, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan emosional mereka.
Coping mechanism merupakan strategi yang dilakukan secara sadar dan dipilih dalam keadaan emosional yang tenang, dimana tidak ada stres yang dirasakan, ego akan lebih fleksibel, memiliki tujuan yang jelas, serta memungkinkan ekspresi emosional. Teknik koping memungkinkan individu untuk mencapai tujuan yang realistis dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Selain itu juga dengan pengalaman masa lalu saat bertindak dalam aturan perilaku masyarakat.
Coping mechanism dapat berupa strategi yang sehat. Beberapa contoh coping mechanism yang sehat meliputi berolahraga, meditasi, tidur yang cukup, atau mencari dukungan sosial dari keluarga atau teman-teman. Dalam hal ini, seseorang secara aktif mengambil tindakan untuk mengatasi stres atau masalah yang dihadapi.
Defense Mechanism
Defense mechanism adalah bentuk perlindungan psikologis yang digunakan seseorang untuk menghindari atau mengurangi rasa sakit atau kecemasan yang mereka alami. Mekanisme ini seringkali dilakukan secara tidak sadar, dan dapat membantu seseorang menghadapi situasi yang sulit atau melindungi diri mereka dari kenyataan yang tidak menyenangkan. Biasanya saat seseorang mengalami anxiety atau kecemasan, stres, kesulitan karena tidak adanya pilihan atau hal-hal menyulitkan lainnya yang disadari.
Mekanisme pertahanan oleh beberapa ahli dimasukkan kedalam instrumen bertahan hidup. Hal ini juga kerap dijadikan alat perlindungan yang diperlukan dan dalam penggunaan secara moderat dapat berkontribusi untuk adaptasi yang berhasil.
Akan tetapi, defense mechanism yang merupakan bagian dari fungsi normal tubuh dapat dianggap patologis pada beberapa kondisi. Diantaranya seperti defense mechanism yang digunakan tidak sesuai dengan usia, memiliki intensitas tinggi, penggunannya yang terus menerus dan tidak tepat bahkan ketika tidak diperlukan, hingga kuantitas nya melebihi kualitas.
Ketergantungan pada metode pertahanan ini dapat memberikan konsekuensi negatif yang cukup besar. Seperti penindasan perasaan, perkembangan gejala psikologis dan fisik yang disebabkan oleh perasaan tertekan, hingga kerusakan pada diri dan ketergantungan yang meningkat pada kebiasaan dan fantasi.
Selain itu, jika sudah terlalu bergantung dengan defense mechanism, seseorang akan terganggu akan fungsi pada tubuhnya, juga menjadi kurang dalam kejujuran dan keintiman pada suatu hubungan. Bahkan, secara umum jika menggunakan mekanisme pertahanan berlebihan bisa dikaitkan dengan psikopatologi Axis I dan II.
Beberapa contoh defense mechanism yang tidak sehat meliputi penyangkalan, proyeksi, dan penghindaran. Penting untuk diingat bahwa defense mechanism yang tidak sehat dapat memperburuk kondisi kesehatan mental dan mengganggu hubungan sosial dan pekerjaan, sehingga memerlukan perawatan yang tepat dan mendalam.
Baca juga : Coping Mechanism Saya Tidak Bekerja Lagi, Bagaimana Solusinya?
Coping dan defense mechanism seringkali dibingungkan dan kerap tertukar akibat kesamaannya. Kedua mekanisme ini sering diaktifkan ketika seseorang merasakan kesulitan. Bahkan keduanya juga sama-sama mengurangi rangsangan emosi negatif.
Selain itu, kedua mekanisme untuk mengatasi perasaan tertekan ini bertujuan untuk mencapai keberhasilan adaptasi, meskipun cara untuk mencapainya yang berbeda. Defense mechanism membantu individu dengan mendistorsi realitas, sedangkan coping mechanism berupaya untuk memecahkan masalah sehingga merubahnya sebagai realitas.
Kerap kali seseorang menganggap bahwa coping mechanism melibatkan strategi yang lebih sehat dan produktif untuk mengatasi situasi sulit. Sedangkan defense mechanism melibatkan cara-cara yang mungkin tidak sehat untuk melindungi diri sendiri dari rasa sakit atau kecemasan yang terkait dengan situasi sulit.
Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk memahami perbedaan antara coping mechanism dan defense mechanism. Serta penting untuk mengembangkan coping mechanism yang sehat dan efektif.
Dengan mengetahui perbedaan dari kedua mekanisme tersebut, kita pun dapat memahami kapan harus mencari bantuan profesional. Hal ini dilakukan sewaktu-waktu coping mechanism dan defense mechanism yang digunakan sudah tidak efektif lagi atau bahkan berdampak buruk bagi kesehatan mental.
Selain itu, dengan memahami serta menggunakan coping mechanism dan defense mechanism yang sehat, seseorang dapat menghadapi masalah dengan lebih baik, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan emosional mereka.
Sumber :
Galor, S. (2016, October 11). Defense mechanisms VS Coping. Drsharongalor. https://drsharongalor.wordpress.com/2012/02/26/defense-mechanisms-vs-coping/