Orang Narsistik Sebenarnya Kurang Percaya Diri? Benarkah?

 Deeptalk.co.id – Tidak jarang ketika seseorang mendengar kata narsisme atau narsistik, mereka menggambarkannya sebagai sosok yang tampak egois, terlihat hanya peduli pada dirinya sendiri, menuntut perhatian, kekaguman, dan rasa hormat, hingga memanipulasi orang lain demi tujuan mereka pribadi.

 

Walaupun memang ciri di atas tidak ada salahnya, namun melabeli orang dengan diagnosis kesehatan mental tanpa mengetahui gambaran lengkap tentang kesehatan mental mereka merupakan hal yang kurang bijak. Diagnosis seseorang biasanya bisa dilakukan di antara mereka dan terapis atau psikolog, kecuali mereka memilih untuk membagikan diagnosis tersebut.

 

Ciri atau sifat narsisme memang benar pada umumnya menunjukkan topeng superioritas dan arogansi terhadap dunia. Mereka mungkin tampak penuh dengan diri mereka sendiri, menuntut penghargaan dari orang lain, dan tampak memiliki harga diri yang tinggi. Tetapi inti dari ketidakamanan dan kurangnya rasa percaya diri seringkali terletak di balik topeng ini.

 

Orang narsistik kurang percaya diri? (cr : Istock)

 

Narsistik dan Insecurity

 

Menurut Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), orang dengan NPD hampir selalu memiliki harga diri yang rapuh. Karena itu, mereka menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan tentang bagaimana orang lain memandang mereka dan seberapa baik yang mereka lakukan dalam hidup. Insecurity atau kurangnya rasa percaya diri ini berkontribusi pada permintaan terus menerus akan kekaguman yang terkait dengan narsisme.

 

Banyak orang dengan narsisme bergumul dengan perasaan tidak aman yang menyebar di bawah superioritas lahiriah dan hak yang mereka tunjukkan kepada dunia. Tapi pengalaman ini mungkin paling sering dikaitkan dengan narsisme terselubung atau rentan.

 

Banyak orang dengan subtipe narsisme ini menunjukkan tanda-tanda lahiriah kepekaan terhadap kritik dan ketidakpercayaan diri. Perasaan ini sering dikaitkan dengan konsep menjadi kurang sempurna, dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti stres, kecemasan, atau depresi.

 

Ketidakpercayaan diri ini dapat bermanifestasi sebagai kesulitan menerima kritik, atau apapun yang dilihat sebagai kritik, karena kritik dapat memicu perasaan rentan. Bahkan nasihat yang bersifat konstruktif pun dianggap oleh mereka sebagai serangan pribadi dan reaksi atas kemarahan seseorang.

 

Baca juga : Orang Dengan Sindrom Narsistik Juga Memiliki Kelemahan, Loh

 

Seorang yang narsistik mungkin menawarkan balasan yang dibumbui dengan penghinaan atau kekesalan, juga bisa membuat komentar pasif-agresif atau mengejek. Reaksi menyerang dalam menanggapi sedikit ini dapat mempermalukan atau menolak orang yang memberikan kritik. Begitulah cara seorang narsistik untuk membantu mereka meringankan potensi ancaman terhadap harga diri mereka.

 

Rasa insecure atau perasaan tidak aman dan kurang percaya diri ini memang perasaan yang bisa dirasakan oleh siapapun, bahkan yang tidak didiagnosis narsisme sekalipun. Oleh karenanya, untuk membedakan rasa kurang percaya diri dari seorang narsistik ini dilihat dari tanggapan seseorang terhadap kritik yang dirasakan atau ancaman lainnya. Menanggapi dengan agresi, amarah atau agresi pasif dapat kemungkinan terjadi pada seorang narsistik meskipun ini bukan alat diagnostik yang pasti.

 

Apakah Narsistik Kurang Percaya Diri?

 

Sebuah penelitian tentang NPD menunjukkan bahwa orang narsistik cenderung merasa insecure atau kurang percaya diri, dan apakah mereka menunjukkannya secara lahiriah atau tidak. Kurangnya rasa percaya diri dapat memprovokasi banyak perilaku bermasalah yang terkait dengan narsisme.

 

Artikel tahun 2015 yang melihat tantangan diagnostik narsisme dan ulasan tahun 2017 yang meneliti hubungan antara narsisme dan perilaku di situs jejaring sosial seperti Facebook menunjukkan insecurity atau perasaan kurang percaya diri lebih sering terlihat pada orang narsistik yang rentan, yang mungkin terlihat rendah hati atau pendiam dan cenderung untuk merendahkan diri.

 

Katherine Fabrizio MA, seorang konselor profesional berlisensi di Raleigh, Carolina Utara, membantu menyembuhkan orang-orang yang dibesarkan oleh orang tua narsistik. Dia menjelaskan bahwa orang dengan gangguan kepribadian narsistik sangat kurang percaya diri.

 

Mereka merasa tidak berharga, malu hingga hampa. Orang narsistik pun menyembunyikan kekosongan ini dari diri mereka sendiri dan orang lain dengan seperangkat pertahanan yang berfungsi sebagai etalase. Oleh karenanya, banyak kelemahan yang mereka sembunyikan dari orang lain.

 

Penting untuk disadari bahwa meskipun orang dengan narsisme mungkin bergumul dengan emosi dan pengalaman yang menyusahkan, perasaan ini tidak memaafkan perilaku mereka. Kurangnya rasa percaya diri mungkin sulit dihadapi, tetapi mungkin untuk mengatasinya, bersama dengan tantangan kesehatan emosional atau mental lainnya seperti kecemasan, tanpa pelecehan emosional atau perilaku bermasalah lainnya.

 

Kecemasan dan kurang percaya diri dapat terjadi akibat menetapkan standar yang terlalu tinggi untuk mencapai hal-hal yang tidak realistis. Namun dalam kedua kasus tersebut, seorang terapis dapat membantu Anda mengenali kemampuan dan potensi kesuksesan Anda. Sehingga Anda dapat menetapkan tujuan yang lebih dapat dicapai untuk diri Anda sendiri.

 

 

 

 

Sumber :

The GoodTherapy.org Team. (2019, November 6). The Insecurity Behind Narcissistic Personality (NPD) Explained – GoodTherapy.org Therapy Blog. GoodTherapy.org Therapy Blog. https://www.goodtherapy.org/blog/the-insecurity-behind-narcissistic-personality-npd-explained-1107194