Memiliki Orang Tua Manipulatif, Bagaimana Anak Ketika Dewasa?

Deeptalk.co.id – Perilaku manipulatif seringkali dikaitkan dengan perilaku yang selalu mengendalikan orang lain demi kepentingan pribadinya. Termasuk salah satunya orang tua yang memiliki perilaku ini untuk memanfaatkan anaknya. Sayangnya, anak-anak yang mendapatkan perlakuan manipulatif dari orang tuanya ini bisa mengalami dampak yang signifikan bagi kesehatan mental dan emosionalnya.

 

Perlakuan manipulatif dari orang tua kepada anak-anak mereka dapat memberikan efek jangka panjang. Sehingga tak menutup kemungkinan ketika anak sudah beranjak dewasa akan mengalami gangguan akibat efek dari perilaku manipulatif.

 

Sebagai orang tua, penting bagi mereka untuk memiliki tugas dalam memberikan dukungan, cinta dan kasih sayang serta kepercayaan bagi anak-anaknya. Ini dilakukan demi perkembangan mereka sebagai bekal di masa depan saat mereka dewasa kelak.

 

 

orang tua manipulatif
Terlalu mengontrol anak termasuk contoh perilaku manipulatif dari orang tua (cr : Yoursay)

 

Namun sayangnya, banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa mereka telah bertindak manipulatif terhadap anaknya. Orang tua manipulatif pun tidak mengetahui dampak kedepannya akan perilaku mereka terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan emosional anaknya. Oleh karena itu, penting sekali untuk memahami apa saja bentuk perilaku manipulatif tersebut dan dampaknya bagi anak-anak.

 

Baca juga : 3 Alasan Dibalik Perilaku Manipulatif

 

Ciri Umum Orang Tua Manipulatif

 

Orang tua manipulatif kerap tidak menyadari kalau perilakunya salah dan memberikan dampak fatal. Sehingga sulit untuk mereka menghentikan perilakunya saat mendidik anak-anak.

 

Padahal, perilaku manipulatif sering ditunjukkan dengan perilaku tertentu yang dapat dengan mudah dikenali. Anda sebagai anak bisa menyimak beberapa ciri berikut ini untuk mengetahui apabila orang tua Anda kemungkinan memiliki tanda-tanda perilaku manipulatif.

 

– Orang tua sering berbohong pada anaknya meskipun tidak perlu

– Mereka dengan sengaja menahan informasi dari anaknya, terutama yang relevan dengan kehidupan anaknya

– Orang tua kerap memanfaatkan perasaan anaknya dengan mengeluhkan rasa bersalah pada dirinya demi mendapatkan apa yang mereka inginkan

– Selalu mengontrol setiap gerak-gerik anak

– Keika membuat suatu keputusan, pendapat anak selalu diabaikan sehingga melakukan persetujuan tanpa masukan dari anak

– Sering menjadikan anaknya sebagai pion dalam perebutan kekuasaaan dengan orang atau anggota keluarga lain.

 

Terlalu mengontrol anak termasuk contoh perilaku manipulatif dari orang tua (cr : Yoursay)

 

Pengaruh Perilaku Manipulatif Terhadap Perkembangan Anak

 

Selain ciri umum diatas, sebenarnya ada banyak cara yang dilakukan orang tua untuk memanipulasi anaknya. Mereka memainkan perasaan dan emosional serta pikiran anak-anak demi tujuan mereka sendiri. Sehingga, ketika anak-anak mendapatkan perilaku manipulasi oleh orang tua nya sendiri, hal tersebut dapat memberikan dampak serius bagi perkembangan mereka secara keseluruhan.

 

Saat masih anak-anak, perilaku manipulatif orang tua mengakibatkan anak yang selalu merasa buruk tentang diri mereka sendiri. Hingga perasaan tersebut menimbulkan perasaan lain bahwa mereka tidak layak untuk mendapatkan cinta hanya karena mereka tidak memenuhi keinginan orang tuanya. Efek dari pola asuh manipulatif bisa menghancurkan dan bertahan lama, diantaranya seperti timbul perasaan rendah diri, trust issue, kecemasan, masalah kesehatan mental hingga depresi.

 

Perasaan negatif tersebut muncul akibat taktik rasa bersalah dan malu yang kerap digunakan orang tua. Perasaan kesadaran diri untuk tidak melakukan apa yang orang tua mereka inginkan dapat bersarang pada anak-anak dalam jangka waktu yang lama. Bahkan saat anak-anak menjadi dewasa dan meninggalkan rumah.

 

Perilaku manipulatif dapat berdampak buruk bagi perkembangan anak (cr : Momsmoney)

 

Pada penelitian oleh University of Virginia yang menyertakan 184 orang sejak mereka berusia 13,18 dan 21 tahun, mereka berusaha untuk mengeksplorasi jumlah peserta dengan “kontrol psikologis” yang dilaporkan perlakuan orang tua mereka terhadap kehidupannya. Kontrol psikologis tersebut diidentifikasi dengan menggunakan rasa bersalah, menarik perasaan cinta, menumbuhkan kecemasan dan masih banyak lagi.

 

Baca juga : Mendobrak Pola Gaslighting dalam Keluarga

 

Hasilnya, peserta yang memiliki orang tua manipulatif melaporkan kesulitan dalam membentuk suatu hubungan tanpa kehilangan kemandirian mereka di kemudian hari. Selain itu, tantangan tersebut terus muncul saat peserta memasuki usia dewasa dan menunjukkan bahwa efek merusak dari manipulasi orang tua masih ada.

 

Setiap orang dewasa pasti melewati masa kanak-kanaknya. Baik dengan memori yang bahagia atau menyulitkan, itu pasti akan selalu membersamai manusia hingga dewasa. Meninggalkan memori masa kanak-kanak pun menjadi hal yang sulit dilakukan bagi manusia dewasa. Bahkan jika seseorang tersebut melewati masa kanak-kanak yang menyulitkan perasaan emosional dan mentalnya, membuat dirinya harus melalui hari dengan perasaan yang menyakitkan.

 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk berupaya dalam mengembangkan rasa harga diri dengan mengembangkan identitas diri yang lebih baik. Buktikan juga bahwa kita meminta apa yang kita butuhkan dan berani untuk mengatakan tidak pada hal-hal yang memang tidak ingin kita lakukan.

 

Itu beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melewati masa sulit akibat perlakuan orang tua yang manipulatif di masa kanak-kanak. Namun, akan lebih baik lagi jika Anda bisa mengkonsultasikannya lebih lanjut dengan ahli psikolog.

 

 

 

 

Sumber :

Avalon Malibu Staff. (2019, May 29). If You had a Manipulative Parent, These are the Effects it Could Have Had on You. Avalon Malibu. https://www.avalonmalibu.com/blog/if-you-had-a-manipulative-parent-these-are-the-effects-it-could-have-had-on-you/

Mantracare Author. (2023, January 31). Manipulative Parents: Signs, Effects, And Protection. Mantra Care. https://mantracare.org/therapy/parenting-family/manipulative-parents/