3 Alasan Dibalik Perilaku Manipulatif

 

Deeptalk.co.id – Manipulasi adalah tindakan yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk mempengaruhi, mengendalikan, atau menipu orang lain. Tindakan manipulatif bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik secara halus maupun kasar. Pelaku manipulatif biasanya mempunyai motivasi dan alasan tertentu untuk melakukan tindakan tersebut.

 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali menemukan orang yang mempunyai perilaku manipulatif. Tindakan ini dapat dilakukan oleh siapa saja, baik itu sahabat, keluarga, rekan kerja, maupun pasangan hidup.

 

Namun, tindakan manipulatif ini seringkali merugikan korban dan bisa menimbulkan dampak buruk pada kesehatan mental mereka. Bahkan, tindakan manipulatif sudah termasuk ke dalam bentuk pelecehan secara mental (mental abusive). Tindakan manipulatif dapat memiliki dampak yang merugikan bagi korban, seperti hilangnya rasa percaya diri, kecemasan, dan bahkan depresi.

 

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui alasan mengapa seseorang melakukan tindakan manipulatif dan cara mengatasi tindakan tersebut agar kita dapat melindungi diri dari dampak buruknya.

 

 

 

Hati hati dengan pelaku manipulatif (cr : Suara Purwasuka)

 

 

3 Alasan Utama Pelaku Melakukan Tindakan Manipulatif

 

Ada salah satu perilaku manipulasi yang dinamakan manipulasi psikologis. Manipulasi psikologis dapat didefinisikan sebagai pemanfaatan kekuatan yang tidak semestinya, baik sosial, relasional, keluarga, seksual, keuangan, dan lain-lain. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menguntungkan manipulator dengan mengorbankan korbannya.

 

Manipulasi psikologis yang disengaja berbeda dari pengaruh sosial yang sehat, di mana pada umumnya ada pertukaran yang adil antar individu. Dalam hubungan manipulatif psikologis, satu orang mengeksploitasi orang lain untuk keuntungan egois dan tidak bermoral.

 

Bahayanya, tindakan manipulasi yang sering dilakukan oleh pelaku bisa menjadi suatu penyakit yang membahayakan. Perilaku manipulatif yang sudah melekat ini dinamakan dengan manipulasi patologis.

 

Manipulasi patologis merupakan tindakan manipulatif yang dilakukan secara ekstrem dan sistematis. Tindakan ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang memiliki gangguan kepribadian atau gangguan mental lainnya.

Mengapa mereka tega melakukan hal tersebut?

 

Salah satu alasan yang digunakan oleh manipulator ialah tindakan manipulasi (yang bahkan sudah kronis) sering digunakan sebagai mekanisme bertahan hidup untuk mengatasi lingkungan yang menantang atau kompetitif. Terutama ketika seseorang tidak memiliki kekuatan dan kendali relatif.

 

Selain itu kelainan manipulatif ini juga bisa menjadi hasil dari pengaruh lingkungan keluarga, sosial, masyarakat atau profesional. Sehingga menimbulkan trauma mendalam bagi pelaku hingga akhirnya ia terjebak pada kondisi patologis manipulatif.

 

Baca juga : 10 Ciri Perilaku Gaslighting Yang Harus Diwaspadai

1. Riwayat Lingkungan Keluarga yang Tidak Sehat

 

Perilaku seseorang hingga menjadikannya terbiasa bertindak manipulatif bisa ditinjau dari lingkungan keluarganya. Apakah individu tersebut dipengaruhi oleh anggota keluarga manipulatif tertentu dalam hidupnya? Atau dalam dinamika kehidupan keluarganya, ada perjuangan untuk kelangsungan hidup ekonomi atau sosial? Hingga mungkinkah adanya perebutan kekuasaan antar anggota keluarga?

 

Lingkungan keluarga yang tidak sehat, seperti orang tua yang dominan atau terlalu protektif, seringkali memicu terjadinya tindakan manipulatif pada anak-anak. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan seperti ini seringkali belajar untuk menggunakan manipulasi sebagai cara untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan dari orang tua atau anggota keluarga lainnya.

 

2. Keinginan Untuk Mendapatkan Kuasa atau Kontrol

 

Beberapa orang mungkin melakukan tindakan manipulatif sebagai cara untuk mendapatkan kekuasaan atau kontrol atas orang lain. Kekuasaan dan kontrol merupakan salah satu faktor utama yang dapat memotivasi tindakan manipulatif.

 

Terlebih jika pelaku tinggal di lingkungan yang menantang dan kompetitif. Seseorang yang ingin memperoleh kekuasaan atau kontrol atas orang lain dapat memanfaatkan situasi atau informasi tertentu untuk mempengaruhi atau mengendalikan korban mereka.

3. Pengaruh atau Tekanan Dari Lingkungan Sosial

 

Apakah individu tersebut mengalami kelemahan atau ketidakberuntungan sosial selama bertahun-tahun? Atau mungkin dia mengalami “pengecualian” dengan cara apapun (secara sosial, ekonomi, budaya, profesional), dan ingin menjadi bagian dari norma yang diterima?

 

Akibatnya pelaku manipulasi seringkali memiliki rasa tidak aman dan tidak terkendali dalam hidup mereka. Mereka merasa bahwa mereka tidak memiliki kekuatan untuk mengendalikan situasi atau orang lain di sekitar mereka. Oleh karena itu, mereka menggunakan manipulasi sebagai cara untuk meraih kekuasaan dan kontrol, serta untuk merasa lebih kuat dan dihormati oleh orang lain.

 

Selain itu, mereka menggunakan taktik manipulatif seperti mengkritik atau mencela orang lain, membandingkan mereka dengan orang lain yang dianggap lebih buruk, atau memuji diri sendiri secara berlebihan. Tujuan akhir dari tindakan manipulatif semacam ini adalah untuk membuat orang lain merasa tidak berharga atau tidak mampu, sehingga pelaku manipulasi dapat merasa lebih superior.

 

Kesimpulannya, tindakan manipulasi yang seringkali dimulai sebagai naluri bertahan hidup atau kompetitif untuk mempertahankan diri, menjadi tindakan patologis eksploitasi dan, dalam kasus terburuk, mental abusive. Alternatif yang kuat untuk menghindari tindakan manipulatif adalah kesadaran diri, integritas, kemampuan pemecahan masalah yang konstruktif, dan keterampilan komunikasi dan relasional yang positif.

 

 

 

 

 

Sumber :

Ni, P. (2022, December 13). 3 Reasons People Become Manipulative. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/communication-success/201912/3-reasons-people-become-manipulative